top of page

How to Count Waves (Real Time Case in GGRM)

  • Gambar penulis: Rio Adrianus
    Rio Adrianus
  • 30 Agu 2019
  • 5 menit membaca

Sudah cukup lama saya ingin membuat artikel yang mengajarkan Elliott Wave, tapi tidak saya lakukan karena saya tahu betapa mudahnya Elliott Wave menjadi ilmu sesat bila langsung dipraktikan tanpa penguasaan yang baik. Pengalaman hanya akan tambah menjerumuskan bila pengetahuannya dibangun dengan fondasi salah. Saya akan langsung mengatakan begini, Elliott Wave itu sulit, kalau Anda berpikir seminggu saja belajar Elliott Wave, dan langsung bisa melabel chart, forget about it. No bullshit here.


Alasan utama mengapa akhirnya saya memutuskan untuk menulis artikel ini karena saya baru menemukan betapa sulitnya mencari sumber di internet yang mengajarkan Elliott Wave dalam bahasa Indonesia. Ada beberapa yang bagus, tapi kebanyakan hanya bikin saya naik darah. Banyak yang saya temukan kelihatan panjang-panjang menjelaskan, tapi giliran memberi contoh, label Elliott wave mereka bahkan melanggar rule dari metode EW. Ada juga yang memberi label yang begitu aneh, saya tidak tahu darimana mereka belajar EW. Do they even care what they are doing??...Mereka mengajarkan Elliott Wave, tapi praktik mereka bukan Elliott Wave. No wonder EW got bad rep here.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Cukup uneg-unegnya. Lets get down to business. Di artikel ini saya tidak mengajarkan Anda basic-basic Elliott Wave. Saya akan mengasumsikan pembaca artikel ini sudah familiar dengan basic Elliott Wave, termasuk rules & guidelines metode ini. Excellent free resource yang sangat saya rekomendasikan bila Anda ingin memasukan kaki ke metode ini dengan benar adalah https://www.elliottwave.com/free-reports/elliott-wave-principle


Link itu mengarahkan Anda ke situs forecasting terbesar yang menggunakan Elliott Wave yang dikepalai oleh Robert Prechter, the man who introduces Elliott Wave and Socionomics to the world. You can’t go wrong here.


Apa yang saya tulis disini adalah bagaimana saya, seorang praktisi Elliott Wave, berpikir dalam EW ketika melihat chart. Ini adalah thought process saya sesingkat mungkin. No bullshit here.


Chart yang saya lihat adalah long term chart Gudang Garam (GGRM) dari Stockbit chart.


Gambar 1. Seandainya data harga yang saya lihat benar, wave 1 tidak mungkin dimulai dari tahun 2002 karena retracement berikutnya melebihi low wave 1.


Gambar 1

ree

Gambar 2. Saya melihat struktur 5 wave yang dimulai dari tahun 2009. Wave iii yang powerful, disambung dengan koreksi setelah wave v yang sampai di dekat low point wave iv. Back-to-back ke wave iv seperti ini selalu menjadi clue besar keberadaan impulsive wave. Just make sure impulsive wave itu bisa di sub-divide menjadi 5 wave seperti yang saya tunjukan.


Gambar 2

ree


Pertanyaan, apakah ending wave v tadi adalah bagian dari wave 1 besar ataukah wave A zig-zag corrective pattern? Seandainya koreksi di tahun 2009 tidak mengantar GGRM ke new low, saya akan memberi label lain (wave 3), tapi let’s stay true to the chart and principles.


Gambar 3. Saya memutuskan untuk melabel impulsive wave ini sebagai bagian dari wave A zig-zag corrective pattern. Jangan beranggapan kalau semua saham membentuk gambar indah 1-2-3-4-5 kemudian membentuk 1-2-3-4-5 yang lebih besar lagi. Klaim pattern seperti itu lebih ditujukan ke indeks saham besar. Betul ada beberapa saham yang membentuk pattern besar seperti itu, tapi saya menemukan banyak saham yang hanya mungkin bisa dilabel dengan A-B-C saja. Saya memutuskan untuk konservatif disini, jadi labelnya A.


Bayangkan mau keberapa nanti GGRM kalau ini dilabel wave 1 besar? Wave 3 bakalan meledak. Market Cap GGRM saat ini saja sudah sekitar 2% dari total market cap IHSG.

Saya bisa melihat wave B bisa disub-divide menjadi complex corrective pattern W-X-Y yang terdiri dari double zig-zag. Tapi apakah wave B berhentinya di low point (B paling kiri), atau baru berakhir di higher low (B yang sebelah kanan)? Jangan berasumsi kalau end of corrective pattern selalu yang paling rendah. Sangat mungkin apa yang kita lihat higher low baru merupakan ending dari corrective pattern. Hal ini sangat betul bila Anda bertemu pattern complex W-X-Y yang sideways.


Gambar 3

ree

Gambar 4. Akhirnya saya memutuskan ending wave B di low point karena upwave berikutnya terlihat impulsive (panah).

Gambar 5. Sekarang saya bingung, apa yang saya lihat setelah wave B? Apa yang saya tahu adalah setelah wave A zig-zag, akan disambung dengan wave C impulsive lagi yang bisa di-subdive 1-2-3-4-5. Tapi kalau saya sub-divide seperti di gambar 5, wave 4 overlap banyak dengan area wave 1. Interpretasi ini melanggar rules EW, jadi invalid. Tapi banyak orang bandel yang maksain wave count padahal wave 4-nya overlap kemana-mana. Interpretasi mereka langsung tidak valid, dan apa yang mereka praktikan bukan Elliott Wave.


Gambar 5.

ree

Gambar 6. Atau jangan-jangan GGRM membentuk ekstensi di wave 3 seperti di gambar 6? Selagi mungkin dan tidak melanggar rules, tapi implikasinya terlalu heboh. Ini berarti GGRM akan naik luar biasa besar lagi. Terlebih, kalau wave 3 terekstensi, wave C besar akan menjadi tidak proporsional lagi dengan wave A. It is still a possibility, tapi wave count yang jelek proporsinya seperti ini lebih baik disingkirkan dulu.


Gambar 6

ree

Gambar 7. Masih ada satu pattern yang mungkin dimana wave 4 bisa overlap dengan wave 1. Pattern ini disebut ending diagonal atau wedge. Sub-division ending diagonal tetap 5 wave, tapi tiap wavenya bisa membentuk 5-wave ataupun 3-wave structure. Jauh lebih sering subdivison tiap wave di ending diagonal adalah 3-wave structure, tapi interpretasi di GGRM mengatakan adanya subdivisi 5 wave di tiap upwave. Hal yang paling penting dari ending diagonal adalah pattern ini hanya boleh ada di wave 5 atau wave C, makanya disebut ending. Tapi saya insist untuk jangan meng-abuse pattern ini. Sangat sulit mengidentifikasi ending diagonal ketika sedang terbentuk. Jauh lebih baik memberi label ending diagonal ketika dia sudah kelar saja.


Ada satu trik untuk mempermudah rekognisi ending diagonal, yaitu dengan melihat slope setiap upwave. Keseringan di ending diagonal, slope wave 5 lebih landai dari wave 3, dan slope wave 3 lebih landai dari wave 1. Tapi ingat di hati saja: pattern ini sulit diidentifikasi ketika sedang berjalan.

Gambar 7

Secara jujur, ending diagonal baru saya betul-betul anggap serius karena saya melihat technical weaknesses lainnya dari volume dan momentum (RSI). Saya tidak pernah menggunakan Elliott Wave secara pure tanpa melihat indikator lainnya. Menurut saya, menggantungkan diri semata dengan chart kosong (hanya harga saja) kemudian melabel wave structure itu sangat berbahaya. Don’t do it.


So, there you have it, inilah thought process saya dalam melabel GGRM: zig-zag A-B-C dimana wave C nya adalah ending diagonal.


Implikasi dari ending diagonal adalah koreksi (bear market) besar yang selanjutnya terjadi akan curam. Inilah mengapa ending diagonal tidak boleh dipandang remeh, begitu juga pemberian labelnya. Bila betul ending diagonal yang terjadi, indikasi yang paling mungkin kita lihat ke depan adalah harga GGRM akan turun tanpa ampun setelah support di wave iv ditembus.


Well, well...menarik! Sekarang saya mempunyai alasan bagus untuk melakukan analisa dalam dengan EVA. Saya penasaran sekarang bagaimana ekspektasi investor di GGRM saat ini (yang ter-imply dari harga saham saat ini). Bila ending diagonal terbentuk dan GGRM sudah berada di major turning point, saya expect proses reverse-engineer share price akan menunjukkan ekspektasi growth EVA dari investor yang terlalu optimistis. Let’s see how it turns out.




Ā 
Ā 
Ā 

Komentar


© 2024 by Rio Adrianus

  • Black Twitter Icon
bottom of page