The Poster Child of 'Everything Bubble' (JP Morgan - JPM)
- Rio Adrianus

- 2 Jul
- 3 menit membaca
Analisa sebelumnya “280: When The King Peaks (JP Morgan)” dengan akurat memprediksi major pivot high JPM di 280, tapi level itu tidak membuat market top JPM.
Di dalam kasus market bubble extreme seperti ini, ada 2 quotes yang sangat relevant:
“If something cannot go on forever, it will stop” – Herbert Stein
“The market can remain irrational longer than you can remain solvent” - J M Keynes
Taken together, semua bubble pada akhirnya akan berhenti, tapi mencoba memprediksi ‘kapan’ adalah tindakan yang memiliki failure rate yang sangat tinggi. Tapi itu tidak menghentikan saya mencoba.
Chart 1 adalah chart forecast analisa lalu yang menunjukan kalau JPM berada di titik penting secara geometri di 280 pada tanggal 19 Februari 2025. Titik seperti ini adalah hot spot terjadinya pivot signifikan. Pivot ini menghasilkan reaksi sharp correction yang diatribusikan karena rancangan tariff Trump. Analisa itu, seperti halnya analisa ini, dilakukan secara real time tanpa hindisight event yang ‘obvious’ di mata publik.
Chart 1: 19 February 2025 forecast

Setelah sharp correction, JPM saat ini sekali lagi membuat all-time high. Kita akan membuat projeksi dengan blueprint geometri yang sama.
Key anchor point di 179 yang saya beri label iv dipakai lagi dalam projeksi geometri kali ini di Chart 2 dengan satu perbedaan: projeksi kali ini menggunakan pivot low terendah JP Morgan di 3,21 yang terjadi di tahun 1990 (lihat point before vs current di Chart 2).
Mirror projection dengan pivot low 1990 menghasilkan golden ratio di harga 290 – harga JP Morgan (JPM) saat ini.
Chart 2: Current Price Projection (30 June 2025)

Lebih dari itu, Chart 2 menampilkan long-term trendline yang menjadi konfirmasi long-term bear market JPM. Ketika akhirnya JPM jatuh menembus long-term trendline itu, banyak orang akan melihat bear market sebagai hal yang ‘obvious’.
Posisi indikator momentum dalam monthly chart memberi signal yang sangat bearish dimana composite indicator membentuk bearish divergence dan menyentuh moving average crossover dari bawah (Chart 3).
Chart 3: Monthly Indicator =Bearish

Chart 4 menunjukan confluence dengan teknik Gann fan yang dibentuk dengan patokan trendline dari point low 1990 ke harga saat ini.
Chart 4: Geometry connection by other means (Gann fan)

Chart terakhir adalah interpretasi Elliott Wave saya di JPM. JPM saat ini sudah berada di wave (5). Struktur koreksi berikutnya akan mengkoreksi keseluruhan impulse wave yang dimulai sejak tahun 1990.
Interpretasi Elliott Wave ini memberi highlight kalau ‘awal’ dan ‘akhir’ JP Morgan terhubung dengan 3 tahun. Pertimbangkan hal ini: market index Dow Jones membentuk turning point di pivot low crash 1987, tapi JPM baru membentuk lowest point (yang memulai wave 1) di tahun 1990 – 3 tahun kemudian dari general market pivot. Price structure JPM tampak lebih masuk akal apabila wave (3) berakhir di pivot high 2021 – 3 tahun setelah market index Hang Seng membentuk market top.
Chart 5: JP Morgan (JPM) Elliott Wave Interpretation

Secara teori, wave 3 adalah fase dimana real progress terjadi. Saya percaya kalau ekonomi global sudah mencapai titik puncaknya di tahun 2018 bersamaan dengan peak ekonomi terbesar kedua dunia – China. Ketika bubble JPM akhirnya pecah, bear market yang kemudian terjadi biasanya akan dengan sangat cepat menghapus keseluruhan wave (5). Wave (5) sejauh ini sudah berlangsung 1000 hari (real time, bukan trading days). Kemungkinannya besar kalau fase awal bear market akan menghapus semua capital gain JPM kurang dari 1000 hari. Ini artinya bear market JPM akan terlihat 'obvious' untuk kebanyakan orang sebelum April 2028.
Saya menekankan lagi kalau forecast market top JPM memiliki implikasi jauh di luar saham JPM itu sendiri. JP Morgan adalah poster child dari era ‘everything bubble’ yang seharusnya sudah berakhir di tahun 2018, tapi mendapat second life dari stimulus COVID. Kejatuhan JP Morgan akan memberi tanda era baru setelah ‘everything bubble’. Salah satu chapter dari era baru ini adalah inflasi tinggi yang disertai dengan bull market komoditas (dengan pengecualian gold yang akan memasuki bear market beserta everything bubble lainnya). Sebaliknya juga berlaku, apabila bull market JP Morgan masih berlangsung, maka bull market komoditas belum dimulai. Ini adalah alasan mengapa saya memberi perhatian extra di saham JPM. Saya menilai kemungkinan bull market JPM masih berlanjut memiliki very low probability. Salah satu alasannya ada di market Indonesia. Di cycle kali ini, Indonesian big banks adalah leading market. Di analisa sebelum ini, “Oil Shock: Commodities Green Light, And…Red Light for Others”, di chart akhir saya menampilkan kalau saham bank Mandiri (BMRI) membentuk critical failure di May 2025. Saya tampilkan lagi di Chart 6.
Chart 6: Big Banks Leading Market Made Critical Failure in May 2025 (BMRI)




Komentar