Step-by-step Making Geometric Analysis on Price Chart: RALS
- Rio Adrianus

- 5 Okt 2020
- 4 menit membaca
Form has order (bentuk memiliki keteraturan). Analisa geometrik is worthwhile doing karena kepercayaan itu. Tubuh manusia penuh dengan order berupa persamaan geometris, yang dengan sepele kita sebut sebagai ‘proportional’. Of course, when you think about it, kunci dari mendeteksi apakah suatu objek proportional atau tidak memerlukan sense untuk mendetek point-point penting dimana relasi dengan point lain memiliki makna, a.k.a proportional.
Sayangnya, kebanyakan sumber yang mengajarkan aspek geometris seperti fibonacci ratio, tampaknya doesn’t really put much thought. Internet (and many books) is a really lousy teacher when it comes to implementing this subject in price chart. Hubungan geometris apa yang dilihat? Don’t care. Klik fibo tools, slap your mouse, konek high-low. Easy.......Stick with that atittude, chances are you won’t get far.
Geometrical yang saya lakukan memerlukan kemampuan melihat detail-detail penting untuk dijadikan spot-spot acuan dimana various geometric relationships bisa dilihat. Spot-spot ini adalah gap, meltdown(up) bar, magnetic zone yang berulang kali menjadi support-resistance.
Kita lihat bagaiman ini dilakukan di RALS. Tujuan utamanya menentukan geometric relationship di historic market bottom 2009.
Chart 1. Pertama, kita melihat RALS terjun bebas di 2008 dengan gap. Area meltdown ini saya divide dengan fibo retracement tools. Seringkali, point signifikan ada di 50% di 585. Moreover, 50% ini berada di gap.
Chart 1.

Saya ingin melihat apakah betul 585 signifikan. Untuk itu, saya tarik fibo ret dari 585 ke pivot high di atas, dan melakukan mirroring seperti yang bisa dilihat di chart 2.
Chart 2.

Voila! Key low point di 428 adalah 62% dari mid-point 585 ke pivot high di atas.
Di chart 3, kita akan segera melihat bagaimana lowest point di tahun 2009 memiliki precise geometric relationship dari mid-point tersebut. Saya menarik fibo ret ke pivot yang lebih tinggi lagi dari 585.
Chart 3.

Chart 4 menunjukan apa yang terjadi ketika saya mirroring retracement di chart 3. RALS significant bottom di 2009 memiliki exact 38,2% relationship from that upper part. (Di chart 4 Anda melihat 61,8%. Ini kurang tepat).
Chart 4.

Moreover, Anda melihat 50% ada di dekat 310. We will come back to it later. It will be an important level for RALS.
Sekarang kita lakukan hal yang serupa untuk membuat proyeksi RALS. Specifically, kita ingin tahu level penting berikutnya apabila low point di bulan April breaks.
RALS di sepanjang bulan Maret meltdown. Saya memakai segment ini dan mencari level signifikan. 50% teridentified di area dekat gap di dekat 714 (chart 5).
Chart 5.

Chart 6. Mirroring yang dilakukan dengan acuan pivot yang saya beri tanda dibawah menunjukan bottom di April indeed memiliki geometrical relationship. Mirroring dari 2 pivot tersebut menunjukan confluence zone (area dimana 2 atau lebih fibonacci ratios overlap) di dekat 310.
310 again...now, why does it sound familiar? Answer: Refer back to chart 4.
Chart 6.

Let’s take this one step further. Kita ingin tahu dimana level signifikan berikutnya dibawah 310.
To answer that, kita memerlukan acuan berikutnya yang lebih tinggi (chart 7).
Chart 7.

Chart 8 mengkonfirmasi lanjut kalau level 310 will be important. Saya memakai key pivot yang berbeda, and yet, kita melihat level 310 lagi.
Lebih lanjut, kita melihat fibo confluence zone berikutnya di area 190-210. Semakin kita turun ke level yang lebih rendah, semakin besar perbedaan angka secara absolut walaupun secara chart sangat kecil perbedaannya.
Chart 8.

Analisa Fibonacci yang saya yakin kebanyakan dari Anda baru lihat ini hanya melihat aspek dari axis horizontal. Berikutnya kita akan melihat geometric relationship dari axis diagonal yang sering saya sebut sebagai ‘angle’.
‘Angling’ memerlukan titik acuan. Prinsip yang saya gunakan dalam melihat market geometry adalah mengeksploitasi gap dan area wave 3.
Di chart 9, saya akhirnya memutuskan untuk memakai angle sebagai berikut. Apakah betul ini signifikan? I don’t know. Saya membiarkan market memberi jawaban.
More often than not, proses angling memerlukan out of the box thinking. Mirip dengan puzzle dimana kita menghubungkan titik-titik dengan cara menarik garis di luar kotak. This will be hard bila Anda kaku mengikuti trendline traditional. Tapi ketika Anda sampai ke point bisa menarik angle yang ‘menembus border’ ini, menggambar traditional trendline penting is going to be easy.
Chart 9.

Cara melihat apakah angle yang dipilih signifikan sederhana. Copy and paste, lalu pindahkan ke pivot (important levels) and see apakah market betul merespect angle tersebut. Jangan dipaksakan kalau market tidak merespectnya.
Chart 10 menunjukan apa yang terjadi ketika saya memindahkan angle tersebut ke high pivot 2013. Voila! Market peak 2019 memakai angle tersebut.
Chart 10.

Chart 11 menunjukan bagaimana RALS merespect angle tersebut dari berbagai level.
Anda ingin mahir bisa melihat support-resistance? This one is a good practice. Latih mata Anda melihat dari kiri ke kanan tiap garis di chart 11. Take note bagaimana RALS merespectnya. Bila Anda sudah mampu melihatnya dengan cukup mudah, congratz! Identifying support-resistance horizontal yang signifikan akan menjadi easy bagi Anda.
Chart 11.

One more thing. Notice area yang saya beri tanda lingkaran? Apakah Anda bisa melihat bagaimana bar sebelum meltdown merespect garis tersebut? Kemampuan melihat detail-detail kecil ini sangat penting. Sayangnya, kemampuan melihat ‘inuendo’ seperti ini menjadi lost art di tengah badai edukasi TA yang mengajarkan candlestick pattern dan ‘123’ indikator. No fancy tools needed here.
Balik ke proyeksi RALS, chart 11 menunjukan bagaimana recent resistance memiliki geometric relationship dengan pivot low 2015. Implikasi praktikalnya sederhana: Perubahan fase menjadi uptrend memerlukan minimal break-out ke atas dari garis tersebut.
Many people believe stock market is totally random dan analisa teknikal is useless. I believe they don’t know where to look at (although, I do believe a LOT (not all) of technical analysis is useless).



Komentar