The Making of Price Projection: TLKM
- Rio Adrianus

- 22 Jul 2021
- 2 menit membaca
Analisa EVA sebelumnya mengantar saya untuk mencari kesempatan di harga dibawah low 2020, sekitar 2.500/share. Teknik proporsi ini baru-baru ini saya tunjukan untuk PRDA dengan hasil yang sangat memuaskan. Pergerakan harga saham tidak random. Dalam membuat artikel ini, saya memulai dari chart bersih agar jelas langkahnya.
Langkah pertama, saya mencari 'marker' di chart. Marker ini adalah patokan signifikan dimana kita bisa expect hubungan geometris. Gap adalah marker yang selalu saya cari. Chart 1 memperlihatkan saya memasang garis horizontal di high point setelah gap (lingkaran). Level ini akan saya sebut sebagai 'mid-point'. In hindsight, pentingnya level ini semakin terlihat setelah TLKM meretrace level ini di awal 2021.
Chart 1.

Saya membuat mirroring dengan memakai tools Fibo Retracement dari mid-point ke puncak harga TLKM di tahun 2017. Retracement yang terjadi kemudian saya copy, lalu paste ke bawah dari mid-point. Chart 2 menunjukan lowest point TLKM di 2020 menunjukan equality (100%) dari mid-point. Sekali lagi, market tidak bergerak secara random. Seandainya saya mengikuti pergerakan harga TLKM, saya akan notice equality ini di tahun 2020. Tapi secara jujur, saya cukup yakin tidak bisa membeli TLKM karena reaksi market sangat cepat di saat itu. Point secondary low di sekitar Q3 2020 memberikan kesempatan yang lebih executable, walaupun kemungkinannya saya juga akan pass kalau informasi 5G sudah confirm di saat itu.
(dan opportunitynya jelas bila kita melihat implied ekspektasi EVA yang saat itu menunjukan market expect adanya kelanjutan kontraksi EVA dari tahun 2019. Market terbukti salah, karena EVA TLKM meningkat di tahun 2020. Untuk alasan itu, TLKM rebound. Hanya ada satu problem: Saat ini saya percaya kontraksi EVA dalam waktu dekat memiliki peluang yang besar).
Chart 2.

Jadi kita melihat equality. Kita tahu kalau 'mid-point' ini adalah referensi signfikan. Nice. Problemnya, saya perlu harga di bawah equality ini. Selagi kita bisa menggunakan fibo ratio di atas 100% - extension (a..k.a 138%, 162%, dan 150% (mid atau 50% penting), saya prefer untuk mencari 'mid-point' berikutnya yang lebih rendah. Regardless, saya percaya level-level potential support di chart terakhir akan sama hasilnya dengan extension.
Untuk kebutuhan mid-point baru ini, saya memutuskan untuk memakai level 50% di chart atas. Bila kita tarik garis horizontal (chart 3), kita bisa melihat level ini signifikan dengan analisa support-resistance tradisional. Berikutnya, saya menarik tools Fibo Ret ke 2 point signifikan yang berbeda. Kali ini, dua point itu adalah TLKM highest point dan secondary high.
Chart 3

Kedua retracement itu saya mirror dari 'mid-point' di chart 4. Note ada 2 fibo confluence zones di 2.300 dan 2.140. Kedua level ini akan saya mark. Most likely, informasi finansial baru sudah ada ketika (kalau) TLKM mencapai level tersebut untuk membuat assessment baru. Personally, saya lebih memilih level di 1.918 (62% market highest point dari mid-point) karena signifikansinya lebih jelas dari pandangan support-resistance tradisional.
Chart 4.

Di point tersebut ekspektasi NPV terlihat sangat pesimistis dari kondisi saat ini. Di point tersebut, market secara efektif melihat nilai NPV Telkom hanya setengah dari kondisi saat ini apabila Telkom bisa mempertahankan economic profitnya. Di level itu, EV/Capital masih di 1,4 (belum dibawah 1), tapi tetap menawarikan potential return yang sangat atraktif apabila kontraksi EVA ternyata tidak parah.



Komentar