top of page

EVA Brief: MNCN (Media Nusantara Citra) Q3 2020

  • Gambar penulis: Rio Adrianus
    Rio Adrianus
  • 8 Mar 2021
  • 3 menit membaca

Assessment terakhir di May 2020 pass dengan flying colors. Magnitude kontraksi EVA was well anticipated dengan konsekuensi margin of safety memerlukan harga yang jauh di bawah harga saat itu dan saat ini. Ada perkembangan baru yang notable. Sepanjang tahun 2020 MNCN meningkatkan secara besar investasinya di online platform. Sebuah pergerakan yang keluar out of necessity tapi tidak bisa saya pandang positif untuk kenaikan harga saham dari level saat ini. Point ini akan saya expand di bawah. Pertama-tama, saya ingin melakukan overview.


Selama 5 tahun terakhir, bisnis MNCN memberikan return yang decent kepada investornya: not too high, not too low dengan ROIC ranging 12%-16%.


ree

Hal itu membuat kondisi umum MNCN cenderung mencetak economic profit. Ada sedikit perubahan di tahun 2020. Kita melihat kontraksi selama 12 bulan terakhir dengan implikasi jangka menengah-panjang. Kita akan kembali lagi nanti untuk itu.

ree

Investor sempat lupa dengan ā€˜basic valuation 101’. Di harga saham puncaknya, MNCN trade di multiple setinggi 4x capital invested di waktu harga 3.000/share. Sebuah multiple yang terlalu tinggi untuk perusahaan yang bisnisnya memberikan return ā€˜not too hot, not too cold’. They were wrong. Dan seperti selalu pada akhirnya, investor mengoreksi pandangan mereka ke level yang lebih reasonable.

ree

Dari point ini, satu implikasi penting bisa diambil. Harga saham MNCN saat ini di sekitar 1.000/share. Mengharapkan kalau harga saham MNCN bisa kembali ke 3.000/share berarti mengharapkan tingkat irasional tinggi kembali ke mood investor yang lepas dari fundamental MNCN....yang hanya makes sense kalau ada perubahan model bisnis besar yang sangat profitable. But this is highly unlikely.


Point krusial lainnya adalah potential return. Point ini saya mention di analisa sebelumnya dan tidak berubah hingga saat ini. Selagi saya setuju MNCN saat ini undervalued (EV/Capital saat ini di 1x, padahal hingga saat ini MNCN masih economically profitable), saya tidak melihat potential return signifikan.


Return on capital MNCN sedikit di atas cost of capitalnya. Tanpa ada perubahan besar, tidak ada alasan bagus economically mengapa MNCN memiliki nilai premium substantial di atas capitalnya. Very important to note, semenjak high point di tahun 2015, investor mengadjust ekspektasi mereka sesuai dengan kenyataan di atas.

ree

Absen dari perubahan besar, saya melihat 1.500/share sudah menempatkan ekspektasi yang sedikit lagi sudah lepas dari ā€˜reasonable’. Dengan kata lain, absen dari improvement bisnis substantial, saya tidak menemukan Margin of Safety disini.


Tapi apakah ada alasan untuk percaya kalau MNCN sedang berada di posisi mendatangkan real improvement yang substantial?


Saya percaya jawabannya tidak. Lebih mungkin ke kontraksi lebih lanjut.


Pandemi mempercepat apa yang sebelumnya sedang berjalan jadi jauh lebih cepat. Akselerasi ini sangat jelas bisa dilihat terjadi di MNCN. Bisnis siaran televisi di Indonesia bergantung pada konsumen berupa pemirsa yang menonton TV di rumah dan mendapat revenue mostly dari advertiser, baik secara digital ataupun tidak. Digital memiliki pengertian sesuatu yang bisa disimpan di internet. Billboard dan spanduk di jalanan jelas bukan digital. Pandemi membuat advertiser secara cepat switch iklan mereka dari non-digital ke digital.

ree

Menghadapi rapid switch tersebut, MNCN, sebagai broadcaster iklan milik advertiser, dengan cepat mengeluarkan modal besar untuk pengembangan platform digital.


Tapi platform digital adalah market yang berbeda dengan market TV nasional biasa. Platform digital ini adalah aplikasi yang bisa Anda download di smartphone. MNCN menaruh bet kalau masa depan mereka akan lebih bergantung dari kemauan masyarakat untuk lebih memilih menonton program TV lokal dan tayangan eksklusif MNCN di smartphone ketimbang menonton di Youtube dan Netflix.


Saya tidak melihat bagaimana smartphone digunakan untuk menonton program MNCN. Best bet berada di siaran bola. Tapi itu diskusi untuk era post-pandemi.


Sejauh ini hal yang nyata adalah revenue MNCN stagnant. Advertiser hanya sekedar mengganti platform, tidak meningkatkannya. Untuk meningkatkan advertisement, selain kemauan dari advertiser sendiri, MNCN perlu lebih banyak kontent. Tapi sales dari kontent turun 16% dari tahun lalu. Sejauh ini, investasi MNCN di digital platform masih belum translate ke economic profit yang lebih tinggi, malah sebaliknya. Mungkin lebih baik diartikan kalau langkah tersebut diperlukan MNCN untuk tetap memaintain advertiser. Diperlukan, tapi jauh dari apa yang diperlukan untuk membuat harga sahamnya melambung.


In the end, keberhasilan investasi di digital platform masih berupa spekulasi. Mungkin MNCN bisa pull it off. Untuk sekarang, app mereka mendapat rating rendah di Play Store.




Climate Snapshot


Di akhir bulan Februari, Climate Action Tracker (CAT) mempublish assessment komitmen negara-negara dalam upaya memenuhi komitmen mereka di Paris Agreement, sebuah agreement di PBB agar dunia tidak melanjutkan kebijakan mereka yang hampir pasti, dan semakin terbukti tiap tahun, menghancurkan kualitas dan kuantitas kehidupan manusia di bawah heading 'climate change'. 5 tahun berjalan sejak Paris Agreement, dan tidak ada negara consequentional yang bahkan memenuhi target mereka yang dinilai scientists 'jauh dari cukup'. Update kebijakan 2020: Selagi negara-negara di kolom bawah memberikan janji manis palsu, Indonesia lebih straightforward: blank. Investor yang menaruh ekspektasi di 'renewables' harus memandang keras realita ini, bukan apa yang ingin mereka dengar.


ree

Ā 
Ā 
Ā 

Komentar


© 2024 by Rio Adrianus

  • Black Twitter Icon
bottom of page