Oil Price Update: The Next Phase is Probably Up...Significantly.
- Rio Adrianus

- 13 Sep 2022
- 3 menit membaca
Di analisa intermarket oil akhir Juni 2022 lalu, saya melihat oil akan bergerak turun dari saat itu 113 USD/barrel mengikuti pergerakan TASI. It was spot on. Oil akhirnya menemukan support di 82/barrel – sedikit lebih tinggi dari estimasi confluence zone di 78/barrel.
Then (29 Jun 2022)

Now (11 Sept 2022)

Sekarang oil sudah di me-retrace 38% dari secondary high ke important low 10/barrel (low yang sama dengan tahun 1999). Now what?
Di bagian komoditas dalam analisa Global Market Perspective, saya melihat kemungkinannya besar kalau indeks komoditas (Invesco DB Commodity Index) berada dalam bull long-term trend. Koreksi yang terjadi akhirnya akan berakhir dan larger bull trend akan kembali berjalan. Di analisa itu saya menunjukan adanya tanda kalau agrikultur sudah berada di track long term bull market. Unfortunately, indeks komoditas memiliki porsi energy yang signifikan sehingga hampir tidak mungkin kelanjutan bull market indeks komoditas tidak disertai dengan kelanjutan kenaikan energy prices. Berhubung natural gas sudah naik duluan, kita bisa expect oil prices akan segera menyusul.
Pandangan kenaikan oil price ini berarti mengimply kalau korelasi oil dengan indeks market Saudi (TASI) dan Canada (TSX) akan decouple kali ini (di analisa global market, saya bear market yang sangat besar terjadi di berbagai major stock indexes – yang dimulai duluan dengan Hang Seng). Ini terjadi karena stock index di major economies (termasuk Indonesia) memiliki bobot besar di sektor banking dan sektor banking globally sedang berada di fase awal decline yang akan sangat besar (hampir tidak mungkin sektor banking Indonesia tidak mengikuti trend global ini).
Historically, decoupling antara oil price dengan stock index bukan hal yang baru. Decoupling terjadi di periode GFC 2008-2009 dimana stock market collapse tapi oil price naik signifikan. Saya expect hal yang serupa akan terjadi kali ini.
Chart di bawah menunjukan kalau oil price tidak hanya berada di fibo confluence zone, tapi juga saat ini berada di trendline signifikan yang dimulai sejak akhir 2020. Kenyataan kalau trendline yang sama juga menjadi resistance dan support signifikan di upper channel menunjukan kalau trendline ini penting.

Oil price tidak hanya berada di critical technical level, tapi indikator Detrended Oscillator saat ini juga berada di level ekstrem.

Semua teknik technical di atas: fibo, channeling, dan oscillator mengindikasikan kalau oil saat ini berpotensi untuk naik. Tapi seberapa signifikan? Wave count indeks komoditas yang saya tunjukan di analisa Global Market Perspective mengimply kalau oil setidaknya bisa mencapai 147 USD/barrel (vs 87 USD/barrel saat ini) – puncak tahun 2008. Keyword disini adalah ‘setidaknya’.
Di sekitar bulan Juli, EU berencana untuk melarang adanya asuransi untuk kapal yang mengangkut oil dari Rusia mulai sejak bulan Desember nanti. Ini artinya hampir tidak ada kapal yang mampu mengangkut oil dari Rusia. Proposal ini baru saja berubah menjadi lebih lembek dengan mengizinkan asuransi selama Rusia mengikuti peraturan price cap dari EU. Sergey Vakulenko, analyst dari Carnegie Politika, melihat kalau Rusia justru akan memanfaatkan kesempatan ini untuk menimbulkan krisis energy lebih lanjut. Saya setuju dengan analisa ini. Tindakan Gazprom yang sekarang sudah memutuskan aliran gas ke German untuk waktu yang indefinite jelas menunjukan intensi Moscow untuk memaksimalkan economic pain di EU. Sulit dibayangkan kalau Rusia di point ini akan setuju untuk mengikuti peraturan dari EU. Skenario yang lebih mungkin terjadi adalah Rusia justru akan mengurangi supply oil yang bisa diakses oleh EU.
Belakangan ini pusat perhatian media juga tertuju ke OPEC, terutama Saudi. Proposal price cap dari EU hampir tidak mungkin disambut baik oleh OPEC. Seandainya Rusia melawan balik dengan mengurangi supply, siapa yang bisa tahu apa yang akan dilakukan OPEC? Kemungkinan OPEC justru akan mengambil kesempatan untuk mengurangi supply juga, apapun kesepakan OPEC dengan US dan EU saat ini. Selagi kita hanya bisa berspekulasi apa yang akan dilakukan Rusia dan OPEC, saya tahu kalau oil price saat ini berada di level penting.
Extra Note: Opportunities
Analisa oil sebelumnya adalah bagian dari analisa JPY/IDR. Clearly, JPY tidak bergerak sesuai harapan walaupun oil betul turun. Relatif terhadap rupiah, currency market mengalami decoupling di EUR, JPY, dan CNY. Pre-2020, Japanese Yen termasuk ke dalam safe haven ketika capital outflows terjadi di emerging market. So far, that has not been the case. Tapi saya expect pattern capital outflows masih akan berlaku. Seperti yang saya tunjukan di analisa Global Market, ketika S&P 500 mengalami sharp drop (seperti tahun 2020), capital outflows terjadi dengan pattern outflows di emerging market lebih besar daripada developed market. Any other market? Yes, Canadian dollar. Sejak minggu kemarin saya trade USD/CAD dengan leverage. Di saham Indonesia, kenaikan oil price sebelumnya menjadi tailwind perusahaan shipping, notably SMDR. Tapi harga SMDR sudah di push ke sky high (saat ini bubble crash masih dalam proses) dan overall shipping fee (as measured by Baltic Dry Index) sudah balik ke level rendah pre-pandemi.



Komentar