The Mother of All Trendlines (S&P 500)
- Rio Adrianus
- 4 Mei
- 2 menit membaca
Price inflection di April 2025 memberikan hidden clue keberadaan key trendline di S&P 500. Akhir dari ‘The biggest bubble in history’ akan terkonfirmasi ketika S&P 500 menembus trendline ini. Most likely, moment breakdown akan terjadi dengan market crash yang akan terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Expect semua bubble assets mengalami downturn signifikan ketika breakdown terjadi. Bubble aset ini termasuk gold (see: The Gold’s Top). Di Indonesia, expect capital outflow besar terjadi di bond dan equity market yang mengantar kenaikan tajam di interest rates (10y yield) dan currency meltdown lebih lanjut.
Above all, trendline breakdown di S&P 500 ini akan menjadi litmus test terhadap tesis komoditas saya (excluding precious metals). Key market di litmus test ini adalah apa yang terjadi dengan crude oil ketika S&P 500 crash. Saya telah menjelaskan berkali-kali di analisa komoditas kalau energy market beserta agriculture menghadapi market distortion luar biasa dengan record short selling yang bisa terjadi karena injeksi likuiditas dari bank central ke financial institutions (see: 56: When The Second King Bottomed (Crude Oil).
Market crash di awal April kemarin ketika Trump mengumumkan kebijakan tarif memberi clue besar kalau leveraged trades ini dilakukan dengan menggunakan government bond sebagai kolateral. Inilah mengapa ketika market crash di S&P 500 terjadi, US bond yield naik tajam: traders terkena margin call ketika S&P 500 jatuh tajam sehingga mereka harus menjual kolateral (govermment bond).
Expect margin call dalam skala yang lebih besar dari bulan April ketika trendline S&P 500 ini ditembus. Di saat itu, saya expect posisi short selling di energy dan agriculture market tidak bisa dipertahankan lagi. Di point trendline breakdown ini, kita akan melihat divergence antara komoditas dengan equity market dimana komoditas naik tajam selagi S&P 500 crash.
The Most Important Trendline

Commentaires